"Anak sekarang pada males, susah diatur, sering ambil jalan pintas. Mau nilai bagus tapi nyontek, dipersiapkan untuk masa depan tapi kerjanya bolos melulu.""
Jujur saja, saya sendiri sering memandang siswa dengan gregetan, sambil berpikir semacam di atas. Kalimat yang sama juga sering saya dengar dari pendidik, baik guru maupun ortu. Bukan kalimat yang baik, memang, dan membuktikan bahwa ada cara pandang yang salah di otak kita. Sayangnya, kadang pikiran jelek ini terlontar juga. Ternyata ada saat ketika teori kependidikan dan parenting tak cukup mengekang rasa kesal.
Pagi ini saya berdiri di depan barisan anak-anak yang mengikuti upacara Senin. Seperti kita dulu, mungkin, anak-anak yang berusia belasan tahun ini merasa telah cukup 'gede'. Namun bila diukur dari usia saya, mereka masih belia. masih panjang jalannya.
Dan saya bersykur, "Alhamdulillah ya Allah, mereka masih begitu belia."
Sebab apapun kenakalan, kekonyolan, keusilan, kemalasan, dan segala macam pelanggaran yang mereka lalukan sekarang, hari ini -insya Allah- bukanlah waktu ketika penilaian akhir bagi mereka diberikan. Insya Allah, masih ada besok, dan besok lagi, dan tahun depan, dan sepuluh dua puluh tahun ke depan, untuk mereka tumbuh, berkembang, dan menjadi lebih baik. Amin.
Mungkin mereka ada yang bandel dan malas, tapi itu kan hari ini. Besok, mereka akan selalu BISA jadi LEBIH BAIK.
Sekali lagi, amin ya Rabbal 'alamin .
No comments:
Post a Comment