09 April 2013

TENTANG JALAN-JALAN DAN NYONTEK DI KELAS


Kayaknya saya sadar dari dulu, tapi belum tau alasannya. Waktu kuliah, ada beberapa semester di mana saya kecentilan ikut-ikutan kegiatan ini itu. Akibatnya kecapean, boro-boro belajar dah. Semester berikutnya janji ga mau sibuk, pengen serius kuliah (cieee...). Pas liat IP di akhir semester, selalu lebih gede IP pas saya (sok) sibuk.

Sekarang juga gitu. Kalo lagi refot ngurus anak-anak, anter-anter mereka ke sana ke sini, banyak kerjaan di kantor, eh ide-ide malah muncul terutama untuk 3 hal yang paling saya nikmati: HS anak, ngeblog,dan ngajar di kelas.

Baru tau alasannya waktu ikut pelatihan Brain Gym sama mba Devi Riana Safitri. Selama ini kita menganggap kalo mikir (=otak bekerja) itu ya harus duduk diam, serius. Padahal bergerak juga butuh kerja otak. Jadi ketika kita bergerak, sel otak ya otomatis bekerja. Jadi 'sibuk' juga ternyata 'mencerdaskan'.

Apa itu berarti terus duduk manis tanpa bergerak ketika belajar itu tidak membuat anak-anak lebih baik mencerna informasi? Tentu ada bagian di mana mereka harus fokus memperhatikan instruksi, tapi tak mengizinkan anak bergerak dari awal sampai akhir sepertinya tidak bijak.

Di kelas, ketika mereka mengerjakan tugas, saya memperbolehkan siswa untuk lebih banyak bergerak. Berjalan meminjam penghapus, atau bertanya pada saya di depan, atau bekerja membelakangi papan tulis dan menghadap ke temannya. Kalau dilihat, sepertinya bukan kelas yang tertib, tapi menurut saya sih tidak kaku namun tetap terkendali.


Mungkin guru tidak mengizinkan anak-anak bergerak (ringan) di kelas ketika mengerjakan tugas/latihan salah satunya karena mereka jadi nyontek.

Karena saya ga sanggup mengawasi siswa agar ga nyontek saat latihan di kelas, jadi saya biarkan aja mereka 'nyontek'. Paling enak di kelas XII, karena mereka belajar pake portofolio. Saya kasih instruksi, terus mereka bebas mengerjakan dengan cara gimana aja, asal jangan ganggu teman. Proses nyontek di kelas XII biasanya adalah diskusi tentang instruksi yang saya beri. Tapi hasilnya pasti gada yang sama.

Instruksinya misalnya begini: ini adalah macam2 greetings, catat dalam bentuk comicstrip. Atau, buat ilustrasi untuk nama2 anggota tubuh, atau buat kartu nama versi raksasa (belajar name-occupation-address), atau buat family tree, dijamin gada yang nyontek. Karena yang diminta adalah karya, bukan mengerjakan soal.

Tapi sampe sekarang belum semua kelas pakai portofolio, jadi anak kelas X & XI masih latihan biasa di kelas (kenapa ya ^_~v). Jadi di kelas, mereka boleh 'nyontek' alias kerja sama. Itung2 peer teaching lah.

Tapi sebelumnya saya selalu bilang berulang2, bawa perasaan 'I CAN' itu nikmat banget loh rasanya. Dan ga bisa ngerasain kenikmatan itu kalo ga usaha terus maunya cuma nyontek. Jadi usaha dulu sampe mentok banget, baru tanya temen. Tanya temen itu juga tujuannya biar lain kali bisa dapet perasaan 'i can' yang lebih besar, biar lebih maknyusss....

Omongan saya itu kadang 'masuk' ke anak2, kadang juga nggak, ya namanya juga usaha ^o^

PENCITRAAN

Kalo menyimpulkan berdasarkan posting saya di FB, keliatannya saya selalu punya 'perfect session' ketika di kelas. Itu karena yang saya posting cuman yang asik-asik aja. Masa' nyebar-nyebar yang ga enak di wall, yekhaaan?

Gita pernah masuk kelas saya jadi observer *xixixi*, beberapa emak dari IIP Tangerang juga sudah mencicipi gaya mengajar saya di kelas. Karena mereka mau hadir, alias saya nyadar kalo mau ada tamu, jadi ya saya siapkan yang asik-asik dong.

Nah, kalo murid-murid bertemu saya setiap minggu selama tiga tahun. Mereka ga selalu merasakan yang asik-asik itu, loh. Karena saya bukan superman *atau superteacher, kali ya*, energi saya tidak cukup untuk mengusahakan pembelajaran yang selalu asik untuk 8 kelas sepanjang tahun. Kadang saya dibikin bete, kadang anaknya bete sama saya, ada aja yang males dan ngobrol sendiri, ya samalah dengan guru-guru yang lain.

Jadi segala foto, status-status panjang, blog, yang bikin saya keliatan sebagai guru yang keren, itu mah sekedar pencitraan sajah, hohoho...