27 February 2007

Melangkah dengan Bismillah

Hari ini saya membeli sebuah buku untuk hadiah ulang tahun seorang sepupu yang berusia sepuluh tahun. Dengan terburu-buru (lagi sakit perut#__#;), saya mencomot Melangkah dengan Bismillah karya Wikan Satriati. Terus terang, yang membuat saya tertarik memang ilustrasinya yang ‘cewek’ dan manis. Lalu judulnya tampak islami, hehe…. Setiba di rumah, sebelum membungkusnya, saya mencoba mencuri baca sedikit-sedikit. Ternyata keterusan hingga akhir.

Sungguh buku yang indah. Sederhana dan bening, hingga kedalamannya terlihat jelas. Apa anak-anak bisa memahaminya? Saya kira iya, mereka mampu memahami lebih banyak dari yang kita kira. Mungkin lebih banyak dari kita orang dewasa. Saya sungguh tergoda membelinya untuk diri sendiri.

Hal terakhir yang menggetarkan saya ada di halaman paling akhir. Kata-kata yang ada di sana membuat saya menyalakan komputer di tengah malam dan menggerakkan (dua) jari di atas kibor. Begini tulisannya:

Kalimat Thayyibah, kata-kata yang baik itu seperti pohon yang indah, akarnya kokoh menghunjam ke dalam bumi dan dahannya menjulang ke angkasa. Pohon-pohon itu selalu berbuah sepanjang musim. (QS Ibrahim: 24-26)

Tidakkah kita juga ingin menanam pohon itu?