12 February 2014

BUKAN EMBER KOSONG

Seperti semua guru yang lain, saya berharapa anak-anak didik saya bisa punya pendapat sendiri, berdasarkan pada prinsip yang mereka percaya. Dengan demikian, mereka tidak akan ikut-ikutan jika ditawari hal-hal buruk. Di sisi lain, saya masih suka 'terbakar' jika ada siswa menantang pendapat saya, meski dengan cara yang amat sopan. Jadi masih jauh tingkatannya untuk sampai ke menantang siswa untuk "Jangan terburu-buru percaya saya."

Tentu tidak berapa berat membantah pemikiran anak kemarin sore yang menantang pendapat gurunya. Dengan jam terbang yang tidak terlalu banyak, tentu kelemahan pendapat mereka segera terlihat. Lagipula, jika mentok, bisa kita potong saja: "Saya gurumu, jadi kamu patuh saja. Mengerti?"

Tapi guru adalah penyampai, bukan sumber kebenaran. Anak-anak pun bukan ember kosong, tapi benih yang tumbuh. Yang bisa kita lakukan adalah menyediakan tanah, udara dan pupuk yang baik. Benih itu akan tumbuh dengan cirinya sendiri. Yang bisa guru lakukan adalah menunjukan pilihan-pilihan dan konsekuensinya, berusaha membiasakannya dalam lingkungan yang baik. Siswa akan memilih sendiri pendapat yang ia akan pegang erat.

No comments:

Post a Comment