Bangun tidur, kamar masih gelap, belum melakukan apa-apa, sementara pikiran melayang pada jadual hari ini. Seprai sudah saatnya dicuci. Si kecil perlu buah untuk bekal sekolah besok, sekalian mampir beli sabun cuci piring. Cucian kering sudah segera harus disetrika. Kursus habis zuhur. Sempatkan baca buku yang sudah tertunda dua minggu.
Apakah anda punya rutinitas seperti di atas, bangun pagi dan segera terbayang daftar pekerjaan yang harus diselesaikan? Kalau iya, berarti anda mirip saya. Kalau kemudian daftar panjang itu dikomentari sendiri dengan keluh: "Haaah, hari yang berat, neeeh....," maka itu tanda anda bukan hanya mirip, tapi mirip banget dengan saya.
Sebenarnya saya baru sadar memiliki rutinitas seperti itu, rutinitas yang katanya 'mendahulukan otak kiri.' Seperti yang sudah kita tahu, otak kiri adalah tempat bagi logika, keteraturan, urutan, rencana, aturan dan semacamnya. Itu semua membuat apa yang kita lakukan terorganisasi dengan rapi. Sayangnya, tak ada kegembiraan di sana. Kalau tidak ada kegembiraan, tak ada semangat. Kalau tak ada semangat, jadilah rutinitas harian sebagai ibu rumah tangga sebagai sumber stres.
"Gunakan otak kanan dulu!" begitu nasihat Hernowo dalam bukunya yang sekarang sedang saya baca (blum slesai sih, hehehe...). Otak kanan adalah tempat yang acak, tapi ia menggerakkan emosi, semangat, keingintahuan, imajinasi, kebebasan dan gairah. Dengan memulai dari sini, kita bisa merubah jadual harian menjadi sesuatu yang lebih 'fun.'
Bagaimana caranya?
Ingat-ingat, kegiatan apa yang membuat kita gembira hari ini? Oke, kita nantikan kedatangannya dengan bersemangat. Kegiatan apa yang bisa membebaskan diri dari masalah? Wah, bukankah itu amat baik dilakukan? Ayo lakukan! Lalu, apakah kegiatan hari ini menambah kekayaan batin saya? Kalau ya, berarti menjalani hari ini memang berkah-Nya. Apakah ada hal baru yang akan saya temui hari ini? Wah, apa ya, kira-kira? Jadi gak sabar nih...
Bukankah indah mengawali hari dengan antusiasme seperti di atas?
Anak saya, sering mengeluh karena lama sekali waktu yang harus dilewati agar sampai pada jadual nonton tv jam satu siang. Dulu saya hanya menjelaskan kalau dia harus mandi dulu, sarapan, berangkat sekolah, pulang, mengerjakan tugas kalau ada, makan siang, tidur siang, baru nonton tv.
Mungkin besok saya akan terangkan kalau dia akan lebih dulu main air di bak bersama adik, makan makaroni keju, lalu bermain dan bernyanyi dengan bu guru dan teman-teman, dijemput mama, menghabiskan lauk kesukaan, mengistirahatkan badan agar segar, lalu nonton serial favoritnya. Hm..., rasanya memang lebih menimbulkan antusiasme.
Setelah itu, setelah antusiasme muncul dan bergelora, pakai otak kiri agar jadual hari ini tidak acak-aduk. Otak kiri membantu kita mengatur apa yang harus didahulukan, apa yang harus diingat, apa yang harus ditambahkan, berapa lama kita harus melakukan suatu kegiatan, bagaimana langkah paling efektif dan efisien yang harus diambil, dan seterusnya, dan seterusnya.
Otak di kepala ini nikmat yang tak ternilai, bukan? SubhanaLlah, alhamduliLlah.
Jadi, hari ini, pakai otak kanan dulu, lalu sempurnakan dengan yang kiri. Selamat menjalankan hari yang indah ini!
No comments:
Post a Comment