Yang namanya ngaji atau belajar agama itu memang harus menyeluruh. Datang ke majelis zikir itu bagus sekali, tapi harus juga
belajar aqidahnya, fiqhnya, akhlaknya, dst. Kenapa saya menulis begini? Karena saat tarawih, gemeeees lihat shaf shalat di bagian perempuan. Renggang, bolong-bolong, tidak lurus. Padahal dibanding kaum lelaki, kaum perempuan biasanya punya lebih banyak pengajian. Jadi harusnya lebih mengerti fiqih dasar seperti shalat.
Oh ya, saya pernah bertanya pada guru agama, kenapa banyak siswa SMA yang belum benar tata cara shalatnya. Padahal shalat itu ibadah utama, tiang agama. Apa tidak dibahas di kelas?
Guru agamanya bilang, "Tuntutan kurikulum, Bu. Materi shalat ada di SD. Untuk kurikulum SMA, pelajaran agama mempelajari waris, haji, dan demokrasi. Hampir tak ada waktu untuk memperbaiki shalat secara keseluruhan."
Eaaa.... shalat belum bener, kok sibuk ngitung faraidh.
Kalau pembelajaran kita menganut mastery learning, berarti materi harus dikuasai sebelum pindah materi lain. Kalau siswa SMA belum bisa shalat, apanya yang salah? Yah, nyengir aja dah.
Ya sudahlah, mom cleans the mess, as always. Kalau shalat tidak sempat meletakkan fondasi yang kokoh tentang shalat, kita saja orang tua yang melakukannya. Lagipula, itu memang kewajiban kita.
No comments:
Post a Comment