Sebelumnya saya mengira bahwa jadi guru itu harus begini metodenya, harus begitu caranya, harus begono alatnya. Tapi sepertinya tidak demikian, deh. Rupanya selama ini saya terlalu fokus pada 'teaching', padahal harusnya pada 'learning'.
Pelatihan metode & teknik tertentu boleh saja, tapi kita tidak bisa memaksa seseorang melakukan sesuatu yang bukan dirinya. Yang harus disamakan adalah filosofi dan paradigma belajar (ini PR besar para principal ^^). Sedang pelatihan metode & teknik hanyalah inspirasi, tabungan ide di kepala guru-guru.
Silakanlah guru ngajar, gimana aja metodenya, pake apa aja alatnya, asal siswa mengalami proses belajar (dan tentu saja kita semua tau, ketika guru mengajar, tidak berarti siswa belajar).
Ini kotak peralatan perang saya di sekolah.
Saya bukan a good storyteller, gapteknya pol, dan lemah di bidang
kinestetik. Hal2 tadi bukan kekuatan saya, jadi ketika mengajar, saya
tidak banyak berceramah, tidak banyak menggunakan teknologi, dan hanya sedikit berlarian di lapangan.
Tapi saya suka craft, meski ga jago. Maka itulah yang banyak saya
gunakan. Tentu saja tidak semua guru harus menggunakan cara seperti
saya.
Apa saja yang cocok dengan guru & efektif bagi siswa, maka itulah metode yang keren.
No comments:
Post a Comment