26 December 2012

NYAMPAH

Saya tahu, ini akan jadi blog post sampah, karena isinya menggerutu dan mengeluh, dengan bumbu menyalahkan orang lain. Bolehkah?

Ga boleh yah... =_=#

Begini saja. Saya bersyukur bertemu dengan Mba Lea. Saya kepingin nangis tiap baca posting terbaru di blognya. Kenapa? Karena Mba Lea mengajar di sekolah biasa, dengan siswa-siswa biasa, dengan fasilitas biasa, dan kurikulum nasional. Yang dihadapinya adalah kondisi sekolah pada umumnya di Indonesia.

Kelihatannya saya amat menyanjung Mba Lea, ya? Saya menaruh hormat, tapi lebih penting dari itu, saya merasa terhubung, connected, dengannya.

Karena Mba Lea bukan guru di sekolah terpadu, atau sekolah alam, atau sekolah internasional, atau IB school, atau sekolah nasional plus plus plus. Jadi bila Mba Lea melakukan sesuatu, maka artinya bisa dilakukan oleh kebanyakan guru di Indonesia, yang sekolahnya tidak punya tennis court dan kolam renang sendiri, yang paradigma rekan sejawat dan pimpinannya belum bergeser, yang siswanya tidak mampu membayar banyak untuk proyek macam-macam.

Jadi....

Ah, saya mengaku sajalah.

Kadang saya berpikir:

Kalau sekolah saya lebih kaya, mungkin saya bisa melakukan lebih banyak hal.
Kalau saya disediakan lebih banyak fasilitas, mungkin pembelajaran bisa lebih bervariasi dan menyenangkan.
Kalau saya bisa mendapat lebih banyak dukungan orang tua, mungkin masalah non akademik bisa lebih mudah terselesaikan.
Kalau saya bisa mendapat waktu yang lebih panjang.... 
Kalau kelas yang ada tak harus dipakai bersama sekolah lain....
Kalau....
Kalau....
Kalau....

Tentu saja saya menyiksa diri sendiri dengan sibuk mengutuk kegelapan, tapi menyalakan lilin ternyata bukan perkara gampang.

Dan sungguh berbeda antara membicarakan pendidikan di dalam seminar, paper atau media sosial, dengan menangani banyak siswa kelas X yang mengeja 'siapa' dengan s-i-y-a-p-a dan tak paham cara menambahkan pecahan, berhadapan dengan pihak yayasan yang tak mau mengerti, dibebani ujian nasional, serta kasus kehamilan dan aborsi anak usia 16 tahun.

No comments:

Post a Comment