11 December 2012

NASIHAT LAMA

Sebenarnya hari ini saya ngeblog dengan perasaan melow, karena satu kabar yang saya terima di sekolah. Tapi ini blog yang bisa dibaca oleh umum, jadi tentu tak bisa saya ceritakan dengan detil (tapi mesti bisa pada nebak, hehehehe).

Saya menikah usia 21. Melahirkan di usia 22. Sudah dewasakah perempuan usia 22 tahun? Tentu dewasa tak ditentukan oleh berapa usia, tapi dari sikap. Tapi setidaknya ketika itu, saya sudah merasa punya bekal.

Meski tak bisa dibilang aktifis, saya beberapa kali ikut organisasi, sejak tingkat dua sudah memiliki penghasilan sendiri, di waktu yang bersamaan saya kuliah di dua tempat berbeda, dan telah mengurus bayi merah sejak usia saya 19 tahun. Jadi saya pikir, di usia 22 tahun, saya telah memiliki sedikit bekal manajemen, kemandirian, terbiasa sibuk, dan biasa dengan urusan bayi.

Ketika punya anak, apa saya bisa menangani semuanya? Ternyata tidak. Saya mengalami baby blues, saya sering menangis sendiri karena rumah berantakan, belum mandi, dan anak rewel. Ternyata, mengurus rumah tangga bukan seperti menjalankan organisasi, dan jauh lebih sulit dari mengatur kelas. Yah, padahal anak baru satu, rumah cuma sepetak.

Menjadi menjadi ibu rumah tangga bukan perkara enteng. Beberapa teman saya yang menikah di usia yang lebih dewasa dan matang pun tetap merasa menjalani peran ibu tidaklah mudah.

Jadi hal itu menjelaskan mengapa saya khawatir pada para siswi saya. Pernikahan muda bukan masalah, saya pun menikahrelatif muda. Yang jadi masalah adalah pernikahan tanpa persiapan dan bekal. Apalagi pernikahan yang diawali dengan sebuah kekacauan.

Makanya saya rela dibilang sok tua dan nyinyir oleh siswa karena berulang-ulang bilang: "Ada memang cowok atau cewek yang asik diajak jalan dan senang-senang. Tapi yang harus kamu cari adalah seseorang yang kamu inginkan untuk jadi ayah atau ibu anak-anakmu di masa depan.

Kamu mau cowok yang masih nenggak pil jadi suami kamu? Kamu suka cowok yang ngoleksi bokep jadi ayah anak-anakmu? Kamu rela memperistri cewek yang pulang jam 2 pagi sambil teler? Kamu rela cewek yang gampang dipepet jadi ibu anak-anak kamu?"

No comments:

Post a Comment