Ketika mengambil rapor bayangan adik yang SMP, saya terkejut juga ketika
melihat rapornya. Hadeeeeh, banyak yang ga nyampe KKM euy. Jaman dulu
bilangnya 'angka merah' ^_^. Tapi dia tetep peringkat 8, dan total nilai
dengan rangking satu hanya belasan saja. Artinya? Ya memang jarang anak
yang melewati semua KKM mata pelajaran.
FYI, sekolah adik saya
ini full-day, pulang setelah shalat ashar. Karena jamnya panjang, jadi
durasi tiap mata pelajaran jadi banyak. Jadi, SMA pelajarannya 17, satu
hari ada 7 sesi. SMK mata pelajarannya 20an, setiap hari ada 7 sesi
juga. Nah, SMP mata pelajarannya 13, sehari ada 9 sesi.
Apa kalau
anak belajar lebih lama, dia akan mencapai hasil lebih baik? Kalau di
sekolah adik saya, tampaknya itu tidak terbukti. Yang mereka butuhkan
bukan jam belajar yang lebih panjang, tapi cara belajar yang lebih baik.
Saya
sudah bicarakan dua kali pada wali kelas adik saya ini, tapi ya susah
karena ga punya power. Pada kenyataannya, saya bahkan bukan orang tua
murid, hanya menggantikan orang tua yang tidak bisa hadir. Paling oke
memang kalau mendekati kepala sekolah.
Jadi
mikir deh, pelatihan kepala sekolah yang diadakan dinas pendidikan
selama ini untuk apa sebenarnya? Paradigmanya toh tidak berubah juga.
Jadi yang namanya PAIKEM GEMBROT EEK (pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, menyenangkan - gembira dan berbobot - elaborasi, eksplorasi, konklusi) itu mah cuma lipstik aja.
Apa? Namanya jelek banget? Hehehehe.... iya tuh emang.
Mungkin
saya harus ikutan pelatihan untuk kepala sekolah juga sesekali (9 hari
meninggalkan anak? Ga mauuuuu..... ^o^;). Pengen tau juga apa aja yang
'dilatih' di sana.
Huffff...... Dengan siswa sebanyak itu. Dengan sumber daya sebesar itu. Ih, gemeeesssss....
No comments:
Post a Comment