06 April 2012

BERBAGI GALAU

Siap-siaaaap..... kalau lagi labil jangan baca, hehehehe....

Ceritanya hari Senin kemarin suami hp suami off. Pagi ngajar, pas istirahat ada di ruang 'bawah tanah', siangnya rapat. Pas bisa ditelfon ternyata lagi ditengah-tengah hujan deras yang bikin jalanan pada muaceeeet. Sampe rumah tepar. Jadi saya bimbang mau menyampaikan kabar. Akhirnya pagi-pagi baru ngomong.

"Pak, aku mau ikut seminar."
"Kapan?"
"Sekarang."
"Jam berapa?"
"Jam 8."
"Sekarang jam berapa?"
"Setengah 8."
"Di mana?"
"Kemayoran."
"Hah?"

Kemayoran memang 'rada' jauh dari Tangerang. Karena kemarin hujan deras, saya enggan diantar suami. Jadi minta diantar karyawan sekolah pakai sepeda motor sampai Permata Hijau, yang maceeeeeet ampun-ampunan. Ga bakalan sampe kalo pakai mobil. Setelah itu lanjut pakai taksi, kena 70ribu + tol 6ribu, hanya 20 menit.

Ketika saya sampai, waktu menunjukkan jam 10.00 kurang. Semua sedang coffeebreak. Alhamdulillah hanya terlewat satu sesi.

Begitu seminar di mulai, Muriel Summers, pembicara, berkata, "Dalam hitungan 3, mari sama-sama kita menyebut satu guru terbaik yang pernah masing-masing miliki." Dia dan peserta sama-sama menghitung sampai 3, dan menyebut guru favorit sepanjang masa mereka. Saya terdiam, siapa guru favorit saya, ya? Kok saya tidak bisa memutuskannya langsung?

"Guru yang baik adalah guru yang bisa diingat siswanya dalan sekali 'klik'," Muriel Summers menjentikkan jari.


Dari situ, mulailah saya duduk di sana, mendengarkan bagaimana cara membentuk 'The Leader in Me' School, yaitu sekolah dengan penerapan 7 Habits-nya Covey.

Tentu saja bagus, prinsipnya, hasil yang telah terbukti di sekolah-sekolah, juga pengaruhnya pada kehidupan siswa, guru dan keluarga. Tapi yang terpikir terus menerus di kepala adalah "Mahal ga? Mahal ga? Mahal ga?"

Saya tanyakan masalah ini kepada Muriel Summers -dengan Bahasa Indonesia, karena tidak mau mempermalukan diri sendiri ^_^;. Dia berkata, "Tak ada yang terlalu mahal untuk menyelamatkan hidup anak-anak kita. You even can't afford not doing this." (atau begitulah yang tertanggap kuping kampung saya ini, hehehehe...).

Di belakang saya, seseorang berkomentar, "Mahal atau murah mah relatif!"

Iyeeee, tau, tau. Saya paham mahal-murah itu relatif. Tapi dengan jumlah siswa yang hanya 110 orang, dengan SPP yang hanya Rp165.000 bersih, tanpa uang praktek atau eskul, dan kadang ditunggak hingga 10 bulan, program ini MAHAL GAAAAAA....? #banting-banting kursi#

Setelah makan siang, ada presentasi Best Pactice 'The Leader in Me' (TLIM) School dari beberapa sekolah di Indonesia. PSKD Mandiri (Menteng), St. Laurensia (BSD), An-Nisaa' (Bintaro), ITB (Bandung).

Hadeeeeeh, sekolah-sekolah mihil semua niy. Sekolah kecil-kampung-miskin-entah di mana kayak saya kok ga ada?

Saya membuka hand-out yang diberikan dan.... langsung puyeng. Teacher's starter kits untuk 1 tahun adalah 7 juta! Hanya bisa dipakai untuk 25 siswa. Tapi untuk memakainya di kelas, guru harus pelatihan 7 Habits dulu, 2,5 juta perorang. Bila ingin diterapkan di sekolah, ada program 3 tahun. Saya ga berani nanya harganya.

Ini seperti mimpi untuk menerapkan Multiple Intelligences System (MIS) di sekolah. Kalau TLIM fokusnya pada karakter, MIS lebih pada pembelajaran. Tapi sama saja. Ga ada duitnyaaaaaah.....

AKU GALAAAAAUUUU!

Oh ya, ketika istirahat, saya mendengar panitia menjelaskan pada beberapa peserta. "Ini jatuhnya ga mahal! Karena...." Ah terserahlah!

Btw, ada versi bajakannya ga yah? Cari ah....

Ya Allah, jadikan aku orang kaya.


No comments:

Post a Comment