14 October 2015

When Dream Meets Reality (1/2)

Tadi sisa waktu 10 menitan sebelum pulang, mau ngelanjutin materi baru kok rada kagok juga. "Jadi ngapain nih kita?"

"Ceritaaaaaa..."

Jadi yah tolong dipahamilah kalo saya demen cerita tentang diri sendiri. Secara yes, bakat narsis saya disuburkan oleh siswa2. Meski saya curiga mereka bukan tertarik ocehan saya, tapi berusaha mengosongkan waktu tanpa pelajaran sampai bel pulang.

Jadi 10 menit itu saya ngegosipin beberapa temen FB di kelas, daaan... itu mungkin anda! Kamu, iya kamuuu....  hahaha....

Pertama saya tanya, "Adakah yang setelah lulus mau jadi cleaning service?"

Tidak ada.

"Bagaimana jika setelah lulus, kesempatan yang datang padamu adalah ckeaning service? Apa yang akan u kamu lakukan?"

Kami ngobrol tentang hidup yang tidak linear. Bahwa mencapai impian kadang harus berputar-putar dulu. Sekarang mereka tentu bercita2 masuk PTN atau PTS papan atas. Kalaupun harus bekerja jadi SPG/SPB (seperti standar pekerjaan lulusan SLTA pada umumnya), setidaknya di butik dari international brand di mal besar.

Tapi bagaimana jika akhirnya kondisi membuat mereka harus masuk perguruan tinggi kelas tiga? Bagaimana jika kesempatan yang terbuka adalah jadi cleaning service atau tukang parkir? Ketika takdir menghadapkan mereka pada kenyataan yang tidak seindah bayangan, apa yang bakal mereka lakukan?

Saya bilang pada mereka bahwa salah satu mantan murid saya bekerja sebagai cleaning service, dan saya bangga banget padanya. Karena....

(Bersambung)

No comments:

Post a Comment