pengen seragam model gini tapi susah juga, lol |
Masalahnya adalah, di luar sekolah, banyak siswa yang berpenampilan berbeda, terutama siswa perempuan. Ah, ini meresahkan saya. Artinya, siswa tidak menjadi dirinya sendiri di sekolah. Mereka berpenampilan demikian karena dituntut sekolah, bukan karena keputusan pribadi.
Apakah hanya siswa yang tidak tampil sebagai diri sendiri? Tidak, karena guru juga demikian. Tidak sedikit guru yang penampilan di sekolah berbeda dengan di rumah. Mungkin dalam batasan tertentu, saya termasuk guru yang demikian.
Pernah saya sudah siap berangkat, lalu merasa ada yang aneh dan bercermin lagi. Sambil bergumam i'm so fake right now, saya mengubah cara berpakaian hari itu, karena terasa bahwa saya berpakaian untuk sekolah, sedang keseharian saya tidak demikian. Hal ini membuat saya tidak nyaman.
kerudung rempong + hak tinggi, lol |
Jadi bagaimana, apa kita biarkan saja siswa dan guru berpakaian semau mereka?
*krik.... krik....*
Baiklah, pertnyaan barusan terasa agak negatif, seperti jika kita membebaskan siswa, mereka serta merta akan datang dengan tattoo atau bikini. Bagaimana jika begini: Apakah seharusnya sekolah mengizinkan guru dan siswa berpakaian sesuai dengan preferensi pribadi?
Sebagai orang yang konservatif, saya pikir tak apa jika sekolah menerapkan semacam peraturan mengenai penampilan. Bagaimanapun, sekolah boleh saja memiliki visi dan nilai yang coba ditransfer pada anggota komunitasnya. Masalahnya, peraturan ini harusnya jadi akibat, bukan sebab. Bukan karena ada peraturan, maka guru dan siswa jadi terpahamkan, tapi karena telah mendapat pemahaman, maka mereka jadi taat peraturan.
Sebelum kita mewajibkan warga sekolah berpenampilan islami, misalnya, apakah kita telah memberikan pemahaman dan contoh yang cukup secara konsisten? Apakah siswa dan guru lelaki mengerti kenapa mereka dilarang memakai celana di atas lutut? Apakah siswa dan guru perempuan mengerti mengapa mereka harusnya menutup aurat dengan baik dan berdandan sederhana?
Dalam kasus saya, mungkin saja apa yang jadi pilihan saya dalam berpakaian bukanlah hal yang ideal menurut nilai yang dipegang oleh sekolah, tapi saya ingin jika saya mengubah penampilan, itu karena paham. Dengan demikian, tak peduli di dalam maupun luar sekolah, cara saya berpakaian akan sama.
Hal ini tidak hanya untuk berpakaian, tapi untuk semua hal yang ingin diterapkan sekolah.
Tentu saja, mendahulukan pendidikan membutuhkan waktu panjang, dan jangan heran bila penolakan tetap ada. Artinya, sudah diberi tahu, dicontohkan, tetep ga mempan. Namun mendahulukan peraturan justru akan membuat warga sekolah malah faking themselves di sekolah, yang malah bertentangan dengan idealisme pendidikan.
photos' credit to owner