20 October 2008

Kung Fu Panda Mengajari Saya (2)

Ayah dari Po si panda gendut adalah pembuat dan penjual bakmie terkenal. Pelanggan mensesaki warung mereka setiap hari. Meskipun demikian, sang ayah merasa belum saatnya Po mengetahui 'the secret recipe of my secret recipe' bakmie terkenal itu. Sampai suatu hari ketika mereka mengungsi, sang ayah merasa sudah waktunya membuka semuanya: resep rahasia bakmie buatannya.

Po bengong tak mengerti ketika akhirnya si ayah berkata, "No secret!" Ya, resep rahasia bakmie istimewa itu adalah tanpa rahasia. Kenapa begitu? "Because, to make something special, you just have to believe that it is special."

Maka Kungfu Panda kembali bicara pada saya. Saya, yang sebelumnya menganalisa keistimewaan anak dari nilai rapor dan ijasah, dan dari sekolah mana ia berasal; apakah negeri papan atas, negeri baris belakang, swasta kaya, atau swasta kecil miskin murah entah di mana. Kenapa saya, dan mungkin banyak guru lain, menimbang anak dengan cara demikian? Karena mengira bahwa ada special ingredient untuk menciptakan anak spesial: IQ superior, gizi baik, keluarga tanpa masalah, dan fasilitas sudah memadai.

Padahal sungguh Kungfu Panda benar, tak ada resep rahasia tertentu. Cukup anda percaya pada siswa. Itu yang akan membuat mereka jadi istimewa.

"Istimewa gimana? Memangnya percaya aja cukup?"

Bukankah agama pun dilandasi oleh iman, kepercayaan? Iman membuat seseorang bertransformasi: lebih percaya diri, lebih berani, lebih sabar, lebih ikhlas, lebih bahagia. Demikian juga kepercayaan seorang guru pada keistimewaan siswanya.

Bila kita berkesempatan hadir di sebuah acara istimewa, kita akan mempersiapkan diri sejak jauh hari. Memikirkan benar-benar penampilan dari ujung rambut hingga ujung kaki, mengatur ucapan terbaik apa yang bisa dilontarkan, dan menyiapkan bingkisan apa yang sekiranya baik dan terkesan.

Bayangkan energi yang tercipta ketika di pagi hari, sebelum berangkat kerja, seorang guru mengingat bahwa, "Wah, hari ini adalah satu hari istimewa lagi. Saya akan mendidik manusia, bukan sekedar menciptakan robot. Manusia yang oleh Allah dikaruniai kelebihan yang unik. Dan sayalah salah satu orang yang diberi kehormatan untuk menggali potensi mereka yang amat beragam itu. Sebagai bagian dari amal jariyah, sebagai usaha menjadi orang bermanfaat, sebagai cara berbuat ihsan."

Pikiran positif itu akan menyebar, seperti juga pikiran negatif bisa menular.

Karena itu, mari kita awali setiap hari dengan rasa percaya, pada kualitas anak-anak yang kita didik, pada kualitas kegiatan belajar mengajar tahun ini. Dengan demikian, guru bisa memberi anak lebih banyak dari hanya sekedar nilai: harga diri, semangat, rasa hormat, dan kecintaan pada ilmu.

No comments:

Post a Comment