Kamis kemarin, saya hanya mengajar 2 sesi (@40menit) saja di kelas XII Social. Mungkin karena hari pertama masuk setelah libur Idul Adha, anak-anak kelihatan masuk belum tune in ke pelajaran ^^;.
Saya bertanya, "Mau belajar apa ngobrol?"
Mereka (tentu saja) menjawab, "Ngobrol aja, Bu!" --> nah bagian ini nih yang mengkhawatirkan jadi penyebab keluar SP, hahaha...
Ya sudah, ngobrol aja. Kebetulan, pekan kemarin saya memang tidak bertemu anak kelas XII karena ada Camp, jadi kami ngobrol2 tentang rencana masa depan. Lalu saya putarkan video Lentera Jiwa dari Nugie: http://www.youtube.com/watch?v=pzOz40hwojw
Nah, saat itulah, anak-anak kelas XII Science satu-satu mulai masuk kelas saya, sekitar 4-5 orang. Loh, loh.... Emangnya boleh? Tapi ya sudahlah, saya biarkan saja dengan asumsi mereka juga belum bisa tune in ke pelajaran seperti anak2 di kelas saya. --> bagian ini juga mengkhawatirkan kalo dibaca kepsek, hahaha...
Saya bilang, "I love my job, I really do," tapi tidak semua orang seberuntung saya. Beberapa orang menghabiskan uang dan waktu mempelajari hal-hal yang tidak mereka sukai di jurusan yang kelihatan keren di universitas top. Setelah itu bekerja layaknya zombie, hanya menjalani rutinitas tanpa antusiasme. Saya berharap mereka tidak mengalaminya, karena saya tau sekali rasanya bekerja sesuai passion kita.
Saya menunjuk seseorang di video klip Nugie. Seorang pemuda bernama Eric, 18 tahun, fotografer. Dengan percaya diri menyatakan, "Udah tau sampe tua mau ngapain!" Wuah, keren abis, desyou?
Pertanyaan mulai muncul:
Gimana kalo pekerjaan yang kita suka itu duitnya sedikit?
Gimana bedakan hobi dengan keinginan?
Gimana yang kita suka justru yang nggak easy buat kita?
Gimana kalo yang kita enjoy hanya tidur?
Gimana kalo yang kita enjoy hanya main game?
dan seterusnya.
Yang menarik, ada siswa yang berkata, "Saya suka banget modif motor, Bu. Kata Mama saya, dia mau bikinin bengkel kalo saya udah lulus SMA. Tapi saya ngga mau. Saya mau kuliah."
Nah, nah... Gimana ini? Saya harus benar2 memilih apa yang ingin disampaikan pada siswa2 saya, karena saya homeschooler mom yang pendapatnya bisa jadi kontroversial bila dikeluarkan di lembaga sekolah (--> kalimat ini juga mengkhawatirkan, hahaha).
Jadi saya bertanya, "Kenapa kamu mau kuliah?"
Tapi kemudian bel istirahat berbunyi. Mungkin obrolan kami disambung lain kali.
—
No comments:
Post a Comment