Pagi ini suami ada di rumah, jadi saya tenang meninggalkan anak-anak untuk rapat evaluasi di sekolah. Saya memilih sepatu 12 senti, agar jalan saya tegak (karena ga bisa pakai high heels dengan badan bungkuk, percayalah ^_^;), siapa tau semangat bisa ikut membumbung.
Ternyata baik juga liburan barang sebentar itu. Waktu ternyata obat yang mujarab untuk banyak masalah (kecuali masalah usia ^_^). Setelah Sabtu tarik urat dengan bapak kepala sekolah negeri anu, dan hari Selasa tarik urat lagi sama rekan kerja sekantor by phone, hari ini semua alhamdulillah membaik. FB juga mulai adem...
Dalam waktu satu jam, manajemen berhasil mengumpulkan lebih dari 20 masalah pokok beserta para anak-cucunya. O ini amat bagus, karena berarti kita bisa melakukan sesuatu mulai sekarang. Satu persatu dibahas, dicarikan solusi atau alternatif, untuk kemudian dicobakan.
Dan di saat memperhatikan rekan-rekan kerja yang tengah berbicara itulah, semangat saya tumbuh. Bukan karena high heels ^_^;.
Mereka masih muda, dan bau idealisme masih menguar. Kadang memang terbentur dinding, terjebak dalam kubangan lumpur, dan harus menyerah pada kondisi. Kami bukan orang-orang yang bersih 100%, tapi tetap berusaha di celah yang tersisa, dan tak pernah mengambil keuntungan di luar apa yang ditetapkan oleh yayasan dan pemerintah. Biarlah Allah menilai sisanya.
Pulang sempat buka Facebook dan menemukan status dari salah seorang siswa saya, Arief, kelas XII SMA (maafkan atas ke-alay-an yang mungkin terjadi ^_~v):
sbnr'a bwt ap si bljar MTK paling yg d'pakai cmn tambah, kali, kurng dan bagi dlm kehidupan sehari"
tapi stlah w dpt tugas d'suruh nyari manfaat tntng manfaat MTK dlm k'hidupan w br'fikir manfaat utama'a yaitu agar manusia belajar dan terus ber'fikir d'dalam proses ber'fikir itu kita akan mendapatkan manfaat" yg sebenarnya sangat penting untuk kehidupan kita. Membuat kita lebih cerdas, lebih tanggap, lebih kreatif dlm menyelesaikan masalah dan juga dgn bljr MTK kita mendapatkan pljrn tntng bgaimna caranya mnyelesaikan mslah dengn mnggunakan logika kita, trus-menerus mncoba/pantang menyerah yang mungkin saja dapat kita alami karena semakin banyak belajar maka semakin banyak ilmu sekaligus pengetahuan yg kita dapatMba Gita Lovusa komentar: "Guru keren ketemu murid keren!" Dan saya setuju, karena bahagia berteman dengan Bu Ikhda dan punya murid seperti Arif.
Sekolah kami ga punya banyak uang. Kalau punya kepingin, biasanya mentok sana sini karena kurang uang kurang orang kurang barang. Tapi dibanding dengan dana yang melimpah, saya lebih memilih rekan-rekan kerja yang sevisi dan mau berjuang.
Yuk, kita mulai jalan lagi.
\ ( ^ o ^ ) /