05 June 2016

JANGAN MINDER

Pernah di sebuah acara diskusi, saya terkagum2 melihat seorang guru memaparkan pendapatnya mengenai bagaimana seharusnya guru menjadi fasilitator belajar siswa. Saya colek teman sebelah saya, yang kebetulan mengajar satu sekolah dengan guru tadi, "Pasti temenmu keren banget ngajarnya!"

Temen saya berpikir sejenak sebelum menjawab sambil nyengir, "Mmm.... Gatau deh. Muridku banyak yang komplen sih soal cara ngajarnya. Kaku, suka maksa, ga mau ngerti kondisi siswa."

Eh?

Jadi inget pada temen guru yang suka cerita tentang metodenya. Hadeh bikin saya minder pokoknya. Tapi suatu saat saya mendengar keluhan siswa2 tentang bagaimana guru ini sering ngambek di kelas.

Nah jangan2 saya sendiri begitu. Update status dan posting foto kayak orang bener, siapa yang jamin itu semua asli? Kalau mau tau yang sebenarnya, harus tanya anak saya, murid2 saya, orang yang pernah terlibat konflik dengan saya. Nah baru bisa tau siapa saya sebenarnya.

Kalo ada temen yang memuji -entah tulus atau basa basi- biasanya saya tanggepin sih. Tapi jangan khawatir, itu cuma becanda. Akyu ga percaya kok pujian kamyu. Karena kamyu ga kenal akyu . Kalau beneran kenal, mungkin ga jadi muji deh 😁

Begitulah, ga semua yang terlihat hebat ternyata beneran hebat. Seperti juga banyak yang kayaknya biasa2 aja justru membawa dampak. Memang ga boleh yah menghakimi sebelum kenal bener2. Jadi ya netral aja lah kalo ketemu orang baru, jangan sombong, jangan juga minder.

PIDATO KELULUSAN

Kompetensi Dasar: Mengungkapkan informasi secara lisan
Materi Pokok: Pidato

Awalnya saya putarkan banyak contoh pidato, mulai dari Bung Tomo sampai Raditya Dika. Diakhiri dengan videoklip valedictorian speech dari Jessica Stanley (Eclipse - Twilight Saga) karena kali ini tugas siswa kelas XII adalah membuat pidato kelulusan masing2. Syaratnya, tidak perlu pakai terima kasih atau minta maaf. Saya sudah puluhan kali menghadiri acara kelulusan yang valedictorian speechnya berisi terima kasih dan minta maaf.

Kemudian anak2 ini menulis, tentang kenangan, perasaan, pelajaran hidup dan harapan. Saya mewek 😢. Ya ampun sejak kapan anak2 ini jadi dewasa begini.

HARI TERAKHIR



Kemarin adalah hari terakhir saya mengajar Kelas XII IPA dan IPS ‪#‎SMAYapera‬. Di akhir jam pelajaran, saya menyampaikan apresiasi sedalam2nya pada semua siswa atas antusiasme dan semangat mereka yang tak pernah turun selama setahun ini.

Sungguh saya bersyukur bisa jadi guru ‪#‎BahasaIndonesia‬. Saya ada di sana ketika anak2 ini menyelami keindahan bahasa, menyaksikan perkembangan cara berpikir mereka ketika memberi opini dan berdiskusi, melihat perjalanan hidup mereka ketika mereka membuat curriculum vitae, dan berbagi keresahan lewat artikel dan wacana yang kami baca bersama.

Menjadi guru Bahasa Indonesia bagi saya berarti membuka sebagian hidup saya kepada siswa. Mereka membaca puisi2 yang paling saya suka, menelaah novel2 yang jadi inspirasi bagi saya, dan menonton film2 yang paling membuat saya terkesan. Pengalaman pribadi saya sebagai penulis, juga sebagai anggota klub debat, juga ikut dirasakan anak2 ini.

Di kelas, saya selalu bicara tentang minat dan passion. And I do walk the talk. Mudah2an mereka bisa merasakan apa yang membara di dada ini ketika menyusun program dan beraktifitas bersama mereka.

Anak2 ini sungguh mudah untuk diajar. Anak2 IPS yang ekspresif, semoga hingga nanti mereka tetap punya spontanitas seperti sekarang. Dunia akan memerlukan orang2 dengan pikiran merdeka seperti mereka. Anak2 IPA yang kompetitif, semoga hingga nanti mereka tetap punya tekad seperti sekarang. Dunia akan membutuhkan pekerja keras seperti mereka.

Saya benar2 bersyukur karena hal2 tersebut bisa saya alami. Karena itu saya sungguh2, sungguh2, merasa terhormat atas 1 tahun yang berharga ini bersama siswa kelas XII IPA dan IPS SMA Yapera.

‪#‎mewek‬ 😭😭


FLYING COLOURS

Saya cukup lama jadi guru privat dan bimbel, sejak kuliah semester 4 sampai menikah. Di akhir2 masa kerja, saya sudah merasa tidak nyaman karena tugas terbesar guru privat dan bimbel bukan untuk mendidik, tapi untuk menyiapkan anak menghadapi ujian. Saya mau jadi guru sekolah aja, pikir saya.

Tapi pendapat seperti itu ternyata muncul karena saya kurang jam terbang sebagai guru. Karena ternyata, hadist innamal a'malu binniyat itu terbukti. Mau di bimbel atau di sekolah, jika guru menganggap bahwa hasil dari pendidikan adalah nilai ujian, ya prosesnya akan sama saja.

Tsubota-sensei di film Flying Colour justru secara sadar memilih jadi guru bimbel, karena perbandingan guru-siswa lebih kecil hingga bisa tau di mana tombol ON masing2 anak. Yang maniak sepakbola dimotivasi dengan kata2 Mourinho, yang otaku ditantang pake kuis ala gamification, yang berniat balas dendam ke ortu malah dibantuin balas dendam. Tidak ada yang tertinggal tak mendapat spotlight. Dan hal2 tersebut justru tidak bisa saya lakukan sebagai guru sekolah.

Statistik:
Peringkat ke-3 box office untuk live action movie 2015.
Dinominasikan di 3 Movie Award untuk 7 kategori, dan memenangkan 4 di antaranya.

 

TEACHER AWARD



Tahun ini saya tidak mendapat award untuk guru favorit, atau yang paling ramah, atau yang paling tegas, atau guru inspiratif, atau apalah, tapi guru yang paling modis. Lagi. 😅

Jadi anak kelas 12 memparodikan saya, mengajar di kelas dengan heels 12 senti 😜

Makanya jangan percaya ‪#‎pentjitraan‬ di medsos. Guru seperti apa saya, harus ditanyakan langsung pada murid saya 😄

I'm proud though, for who I am.

EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER

Evaluasi pencapaian pendidikan karakter dalam acara Fieldtrip 2016 SMA Yapera ke Saung Angklung Mang Udjo Bandung, diikuti 200 peserta.

1. Peserta melaksanakan shalat tanpa diatur guru
2. Peserta antri dengan tertib saat mengambil wudhu tanpa diatur guru (spt dlm foto)
3. Peserta antusias mengikuti acara dan tertib mengikuti panduan
4. Peserta tidak bubar hingga selesai menjawab salam penutup dari pembawa acara
5. Secara umum tidak ada kemasan makanan/minuman di kolong bangku bis maupun tempat acara, namun masih ditemukan satu botol aqua dan dua lembar tisu di tempat duduk penonton
6. Tidak ditemukan peserta yang merokok.
7. Peserta sudah ada di bis pada waktu yang ditentukan.

Mengutip kata Pak Putra Indonesia, hal2 seperti ini adalah hal2 kecil dan rutin yang didawamkan guru pada siswa setiap harinya. Untuk hal2 sederhana seperti ini, kami butuh paling tidak sebelas bulan. Kuncinya ada pada keteladanan dan konsistensi, hingga masalah semacam buang sampah sudah menjadi kebiasaan, bukan lagi peraturan.


Tidak massal, namun intens.
Bukan conditioning, tapi penyadaran.
Ikhlas jika hasil besar tak segera datang.
Percaya bahwa Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali jika ada perubahan dalam jiwa mereka.


BUKU KERJA GURU


A. BUKU KERJA 1 :
1. SKL, KI, dan KD
2. Silabus
3. RPP
4. KKM


B. BUKU KERJA 2 :
1. Kode Etik Guru
2. Ikrar Guru
3. Tata Tertib Guru
4. Pembiasaan Guru
5. Kalender Pendidikan
6. Alokasi Waktu
7. Program Tahunan
8. Program Semester
9. Jurnal Agenda Guru

C. BUKU KERJA 3 :
1. Daftar Hadir
2. Daftar Nilai
3. Penilaian Akhlak/Kepribadia
4. Analisis Hasil Ulangan
5. Progpel Perbaikan & Pengayaan
6. Daftar Buku Pegangan Guru/Siswa
7. Jadwal Mengajar
8. Daya Serap Siswa
9. Kumpulan Kisi soal
10. Kumpulan Soal
11. Analisis Butir Soal
12. Perbaikan Soal

D. BUKU KERJA 4 :
1. Daftar Evaluasi Diri Kerja Guru
2. Program Tindak Lanjut Kerja Guru

Mengajar memang hanya 20% dari tugas guru. 80% lagi digunakan untuk mengisi administrasi.